Pergerakan pemuda 1928 membawa ikrar bernama ‘Sumpah pemuda’. Pergerakan pemuda itulah yang mengantarkan kita pada gerbong kemerdekaan. Maka semangat dan kecintaan pada tanah air harus tetap terpatri bagi pemuda baru, terutama mahasiswa.
Pemuda
adalah nafas zaman, tumpuan masa depan bangsa yang kaya akan kritik, imajinasi,
serta peran dalam setiap peristiwa yang terjadi di tengah perubahan masyarakat-
Agen of Change. Tidak bisa dipungkiri, pemuda memegang peran penting
dalam hampir setiap transformasi sosial dan perjuangan meraih cita-cita. Dalam
perspektif bangsa kita, sesungguhnya pada abad 20 hingga sekarang adalah
sejarah dinamika pergerakan anak-anak muda.
Belajar
Sejarah
Sejarah
membuktikan kebenarannya bahwa revolusi 1945 adalah revolusi pemuda, yang
merupakan klimaks dari long march perjuangan bangsa sejak masa
pra-kemerdekaan. Tokoh-tokoh sentral seperti dr Wahidin Sudirohusodo, yang
menggagas perkumpulan Budi Utomo, HOS Tjokroaminoto pendiri Sarekat Islam
adalah orang-orang muda di zamannya. Mereka adalah para pioner ulung, konseptor
pergerakan pada masa pra-kemerdekaan. Bahkan bung Karno dan bung Hatta menjadi
pemimpin negara pada usia muda.
Revolusi
Perancis yang menumbangkan monarki di abad pertengahan digerakkan oleh kaum
intelektual muda. Pemuda Rosseu, Montesquieu, menjadi motor penggerak revolusi
menandai zaman baru dan mengilhami bangkitnya renaisans di Eropa.
Di
Rusia, Revolusi Bolsevik menumbangkan Tsar Nicholas II beserta Dinasti Romanov.
Revolusi Hongaria meletus di tangan para pemuda dan mahasiswa yang menentang
pendudukan Uni Soviet dan pemerintahan adidaya. Eropa Barat juga menyaksikan
gelombang gerakan pemuda dan mahasiswa sepanjang tahun 60-an. Mahasiswa Spanyol
bangkit menentang diktator Jenderal Franco pada 1965. Hal yang sama juga
terjadi di Perancis, Italia, Belgia, dan negara Eropa lainnya.
Di
dunia Islam Asia-Afrika, para mahasiswa dan pemuda bangkit mempelopori
perlawanan terhadap penjajah di sepanjang paruh pertama abad 20 sampai 70-an.
Para pemudalah yang terlibat dalam Revolusi Aljazair 1954, mengenyahkan
Perancis dari tanah itu. mereka juga berhasil mengusir Inggris dari Mesir.
Bahkan sejak 1987 hingga sekarang, anak-anak muda bahkan yang masih bocah,
telah meletuskan gerakan intifadhah melawan penjajahan Israel di
Palestina.
Semangat
Nasionalisme
Gerakan
pemuda di Indonesia harus ditopang oleh semangat nasionalisme. Secara teoritis,
nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Hal demikian tercermin dalam semangat Sumpah Pemuda 1928, yang ditandai
oleh semangat mencintai Indonesia yakni secara sadar dan cerdas mencita-citakan
satu nusa, satu bangsa, satu bahasa Indonesia. Maka semangat itu mutlak harus
tetap terpatri dalam jiwa kita yang mampu mendorong kebangkitan baru, kebangkitan
Indonesia baru, kebangkitan yang sesuai dengan karakter zamannya.
Namun,
ketika bangsa Indonesia sudah merdeka, sudah terbebas dari belenggu penjajahan,
akan ada musuh baru yang akan dihadapi bangsa ini. Musuh baru itu berupa
lunturnya rasa nasionalisme di kalangan para pemudanya. Pemuda yang seharusnya
dapat menjadikan masa depan suatu bangsa lebih baik, justru menjadi musuh yang
dapat menghancurkan kehidupan bangsa di masa depan. Terlebih di tengah maraknya
golongan mahasiswa dan pemuda yang menolak NKRI, dan menentang ideologi
Pancasila. Sungguh naif, mereka justru bangga dan dengan percaya diri mengajak
penegakan khilafah dan menolak berdirinya bangsa ini. Padahal, kita dilahirkan
oleh ‘rahim’ satu bangsa, bangsa Indonesia.
Untuk
konteks masa kini, Semangat nasionalisme bagi mahasiswa tidak harus dengan
angkat senjata membela negara dengan berperang, atau membasmi dan
mendiskriminasi pada golongan yang kontra terhadap bangsa dan negara, tetapi
dengan kecerdasan moral dan intelektual serta kecakapan dan kearifan dalam
bersikap dan bertindak akan menjadikan pemuda sebagai tiang kokoh untuk
mempertahankan bangsa dan negara. Maka dengan demikian, kita dapat menyadarkan
kawan-kawan pemuda yang ternodai oleh doktrin-doktrin anti nasionalisme.
Oleh
karena nasionalisme adalah “filter” yang akan mampu menyaring setiap intervensi
dari pihak manapun yang hendak meruntuhkan nilai-nilai sakral yang dimiliki
bangsa ini. Seluruh komponen bangsa, terlebih generasi muda harus tetap komit
dan konsisten untuk memperkokoh semangat nasionalisme yang ditopang idealisme
dan patriotisme demi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia sekarang dan masa
mendatang.
Refleksi
dan Tantangan
Momentum
peringatan hari Sumpah Pemuda ini adalah waktu yang tepat bagi pemuda untuk
menunjukkan peranannya kembali, bukan sebagai motor yang menggulingkan rezim
diktator, tetapi sebagai lokomotif dalam perubahan sosial yang menjadikan
Indonesia maju, sejahtera, dan berkeadilan.
Semuanya
telah merindukan dan menanti kembali pergerakan pemuda Indonesia untuk memberi
arah perjalanan bangsa ke depan. Kaum muda selalu muncul menjadi pelopor untuk
menghentikan kesunyian sejarah dengan mengobarkan api kehidupan yang mencirikan
pemuda sebagai pilar kebangkitan sebuah bangsa.
Belajar
dari Ki Hajar Dewantoro, pemuda harus memiliki sifat Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madyo Mangun Karso. Artinya pemuda harus berada di garda paling depan
dalam melakukan perubahan sosial sebagai lokomotif perubahan. Di tengah, pemuda
harus bahu-membahu bersama rakyat dalam mencapai kesejahteraan rakyat. Keadaan
yang buruk harus segera diakhiri. Di belakang, pemuda memberikan semangat dan
mendorong rakyat bahwa perubahan ke arah yang lebih baik atau yang
dicita-citakan dapat tercapai jika mereka bersatu. .
Dalam
hal perubahan atau gerakan yang semestinya pemuda inisiasi adalah bukan lagi
berbicara tentang pelaku Portugis, Belanda atau Kolonialisme, tetapi melawan
konsorsium global beranggotakan lintas negara dan lintas benua. Yaitu era
globalisasi yang lebih banyak berdampak negatif, seperti pola hidup masyarakat
yang menjadi konsumtif, hedonis, dan materialistik. Maka pada substansinya,
tantangan besar kita adalah melawan berbagai macam konsorium era globalisasi
itu.
Pemuda
Indonesia harus bergerak, terutama mahasiswa. Bangkit dari belenggu keterikatan
dan segala bentuk penjajahan. Termasuk penjajahan atas pengekangan
berorganisasi, baik organisasi intra maupun ekstra. Mahasiswa sebagai calon
pemimpin masa depan dilarang keras menjauhkan dari dari aktivitas organisasi.
Menjauhkan diri dari dunia organisasi berarti menjauhkan diri dari kehidupan
konkret masyarakat.
Sebagai
gerakan pemuda baru jangan hanya terikat pada pergerakan yang formalitas.
Seperti halnya kegitan KKN terjun ke masyarakat hanya sesaat. Karena
semestinya, kita harus sadar dan mengerti bahwa pemuda bagian dari masyarakat.
Dengan begitu, kita buktikan, bahwa pemuda baru masih hadir dalam perubahan.
Indonesia
menanti gerakan pemuda baru. Untuk itu, Dengan tangan terkepal maju kemuka kita
buktikan, bahwa pemuda merupakan unsur yang esensial dalam suatu gerakan
perubahan. Bahwa di dalam jiwa pemuda terdapat kerelaan berkorban demi
cita-cita. Bahwa di dalam jiwa pemuda mempunyai api idealisme yang tidak
menuntut balasan, baik berupa uang atau jabatan. Bahwa di dalam jiwa pemuda
terdapat semangat yang selalu membara. Bersama pemuda kita mengkritisi bahkan
menentang segala kekuasaan yang tiran. Bersama pemuda, kapal bernama Indonesia
akan maju. Tidak diam, atau tenggelam.
0 comments:
Post a Comment