Loading...
Friday, October 24, 2014

PERGERAKAN PEMUDA BARU

         
         Pergerakan pemuda 1928 membawa ikrar bernama ‘Sumpah pemuda’. Pergerakan pemuda itulah yang mengantarkan kita pada gerbong kemerdekaan. Maka semangat dan kecintaan pada tanah air harus tetap terpatri bagi pemuda baru, terutama mahasiswa.

Pemuda adalah nafas zaman, tumpuan masa depan bangsa yang kaya akan kritik, imajinasi, serta peran dalam setiap peristiwa yang terjadi di tengah perubahan masyarakat- Agen of Change. Tidak bisa dipungkiri, pemuda memegang peran penting dalam hampir setiap transformasi sosial dan perjuangan meraih cita-cita. Dalam perspektif bangsa kita, sesungguhnya pada abad 20 hingga sekarang adalah sejarah dinamika pergerakan anak-anak muda.

Belajar Sejarah

Sejarah membuktikan kebenarannya bahwa revolusi 1945 adalah revolusi pemuda, yang merupakan klimaks dari long march perjuangan bangsa sejak masa pra-kemerdekaan. Tokoh-tokoh sentral seperti dr Wahidin Sudirohusodo, yang menggagas perkumpulan Budi Utomo, HOS Tjokroaminoto pendiri Sarekat Islam adalah orang-orang muda di zamannya. Mereka adalah para pioner ulung, konseptor pergerakan pada masa pra-kemerdekaan. Bahkan bung Karno dan bung Hatta menjadi pemimpin negara pada usia muda.

Revolusi Perancis yang menumbangkan monarki di abad pertengahan digerakkan oleh kaum intelektual muda. Pemuda Rosseu, Montesquieu, menjadi motor penggerak revolusi menandai zaman baru dan mengilhami bangkitnya renaisans di Eropa.

Di Rusia, Revolusi Bolsevik menumbangkan Tsar Nicholas II beserta Dinasti Romanov. Revolusi Hongaria meletus di tangan para pemuda dan mahasiswa yang menentang pendudukan Uni Soviet dan pemerintahan adidaya. Eropa Barat juga menyaksikan gelombang gerakan pemuda dan mahasiswa sepanjang tahun 60-an. Mahasiswa Spanyol bangkit menentang diktator Jenderal Franco pada 1965. Hal yang sama juga terjadi di Perancis, Italia, Belgia, dan negara Eropa lainnya.

Di dunia Islam Asia-Afrika, para mahasiswa dan pemuda bangkit mempelopori perlawanan terhadap penjajah di sepanjang paruh pertama abad 20 sampai 70-an. Para pemudalah yang terlibat dalam Revolusi Aljazair 1954, mengenyahkan Perancis dari tanah itu. mereka juga berhasil mengusir Inggris dari Mesir. Bahkan sejak 1987 hingga sekarang, anak-anak muda bahkan yang masih bocah, telah meletuskan gerakan intifadhah melawan penjajahan Israel di Palestina.

Semangat Nasionalisme

Gerakan pemuda di Indonesia harus ditopang oleh semangat nasionalisme. Secara teoritis, nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Hal demikian tercermin dalam semangat Sumpah Pemuda 1928, yang  ditandai oleh semangat mencintai Indonesia yakni secara sadar dan cerdas mencita-citakan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa Indonesia. Maka semangat itu mutlak harus tetap terpatri dalam jiwa kita yang mampu mendorong kebangkitan baru, kebangkitan Indonesia baru, kebangkitan yang sesuai dengan karakter zamannya.

Namun, ketika bangsa Indonesia sudah merdeka, sudah terbebas dari belenggu penjajahan, akan ada musuh baru yang akan dihadapi bangsa ini. Musuh baru itu  berupa lunturnya rasa nasionalisme di kalangan para pemudanya. Pemuda yang seharusnya dapat menjadikan masa depan suatu bangsa lebih baik, justru menjadi musuh yang dapat menghancurkan kehidupan bangsa di masa depan. Terlebih di tengah maraknya golongan mahasiswa dan pemuda yang menolak NKRI, dan menentang ideologi Pancasila. Sungguh naif, mereka justru bangga dan dengan percaya diri mengajak penegakan khilafah dan menolak berdirinya bangsa ini. Padahal, kita dilahirkan oleh ‘rahim’ satu bangsa, bangsa Indonesia.

Untuk konteks masa kini, Semangat nasionalisme bagi mahasiswa tidak harus dengan angkat senjata membela negara dengan berperang, atau membasmi dan mendiskriminasi pada golongan yang kontra terhadap bangsa dan negara, tetapi dengan kecerdasan moral dan intelektual serta kecakapan dan kearifan dalam bersikap dan bertindak akan menjadikan pemuda sebagai tiang kokoh untuk mempertahankan bangsa dan negara. Maka dengan demikian, kita dapat menyadarkan kawan-kawan pemuda yang ternodai oleh doktrin-doktrin anti nasionalisme.

Oleh karena nasionalisme adalah “filter” yang akan mampu menyaring setiap intervensi dari pihak manapun yang hendak meruntuhkan nilai-nilai sakral yang dimiliki bangsa ini. Seluruh komponen bangsa, terlebih generasi muda harus tetap komit dan konsisten untuk memperkokoh semangat nasionalisme yang ditopang idealisme dan patriotisme demi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia sekarang dan masa mendatang.

Refleksi dan Tantangan

Momentum peringatan hari Sumpah Pemuda ini adalah waktu yang tepat bagi pemuda untuk menunjukkan peranannya kembali, bukan sebagai motor yang menggulingkan rezim diktator, tetapi sebagai lokomotif dalam perubahan sosial yang menjadikan Indonesia maju, sejahtera, dan berkeadilan.

Semuanya telah merindukan dan menanti kembali pergerakan pemuda Indonesia untuk memberi arah perjalanan bangsa ke depan. Kaum muda selalu muncul menjadi pelopor untuk menghentikan kesunyian sejarah dengan mengobarkan api kehidupan yang mencirikan pemuda sebagai pilar kebangkitan sebuah bangsa.

Belajar dari Ki Hajar Dewantoro, pemuda harus memiliki sifat Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso. Artinya pemuda harus berada di garda paling depan dalam melakukan perubahan sosial sebagai lokomotif perubahan. Di tengah, pemuda harus bahu-membahu bersama rakyat dalam mencapai kesejahteraan rakyat. Keadaan yang buruk harus segera diakhiri. Di belakang, pemuda memberikan semangat dan mendorong rakyat bahwa perubahan ke arah yang lebih baik atau yang dicita-citakan dapat tercapai jika mereka bersatu. .

Dalam hal perubahan atau gerakan yang semestinya pemuda inisiasi adalah bukan lagi berbicara tentang pelaku Portugis, Belanda atau Kolonialisme, tetapi melawan konsorsium global beranggotakan lintas negara dan lintas benua. Yaitu era globalisasi yang lebih banyak berdampak negatif, seperti pola hidup masyarakat yang menjadi konsumtif, hedonis, dan materialistik. Maka pada substansinya, tantangan besar kita adalah melawan berbagai macam konsorium era globalisasi itu.

Pemuda Indonesia harus bergerak, terutama mahasiswa. Bangkit dari belenggu keterikatan dan segala bentuk penjajahan. Termasuk penjajahan atas pengekangan berorganisasi, baik organisasi intra maupun ekstra. Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan dilarang keras menjauhkan dari dari aktivitas organisasi. Menjauhkan diri dari dunia organisasi berarti menjauhkan diri dari kehidupan konkret masyarakat.

 Sebagai gerakan pemuda baru jangan hanya terikat pada pergerakan yang formalitas. Seperti halnya  kegitan KKN terjun ke masyarakat hanya sesaat. Karena semestinya, kita harus sadar dan mengerti bahwa pemuda bagian dari masyarakat. Dengan begitu, kita buktikan, bahwa pemuda baru masih hadir dalam perubahan.

Indonesia menanti gerakan pemuda baru. Untuk itu, Dengan tangan terkepal maju kemuka kita buktikan, bahwa pemuda merupakan unsur yang esensial dalam suatu gerakan perubahan. Bahwa di dalam jiwa pemuda terdapat kerelaan berkorban demi cita-cita. Bahwa di dalam jiwa pemuda mempunyai api idealisme yang tidak menuntut balasan, baik berupa uang atau jabatan. Bahwa di dalam jiwa pemuda terdapat semangat yang selalu membara. Bersama pemuda kita mengkritisi bahkan menentang segala kekuasaan yang tiran. Bersama pemuda, kapal bernama Indonesia akan maju. Tidak diam, atau tenggelam.

0 comments:

Post a Comment

 
TOP