Dari barat
sampai timur saling perang,
Antribut menjadi
lambang, setiap gerak-gerik aktivitas memilukan,
Pejabat, guru,
pelajar sama saja,
Kita tunduk
pada eksis, berhamba pada style
Menukil untaian
huruf bijak, dijiplak dalam status, agar pintar, intelek, dan mulia
Kita bersandar
pada pantai, mobil, pesawat, dan restoran
Setiap tempat,
tangan kita mengetik, rangkaian kata menjadi identitas,
Seolah patut
dilihat, dalam sudut prioritas
Katanya :Kau jangan
lihat aku pada sudut pandang bawah,
Sebab, oleh
tipuku, aku kaya, kau percaya, aku gila, kau terpedaya,,
Dengan motor
atau angkot, kami perlihatkan mobil-mobil background media sosial
Baju KW, HP SuperCopy, bahkan pikiran tukang
Copy,
Kita berbaju agar
manusia terkagum
Kita desa
bertingkah kekotaan,
berBaju kata
seolah orang jakarta
berBaju status
seolah bijak
berBaju profil
agar keren
pria, wanita
selfie, pamer pada manusia lain, bahwa kita eksis. Beridentitas sosial atas.
Bersandar dalam
mobil. Hrr Rental
Nongkrong dalam
Kafe, Hrr jongkok depan kos
Status kata
bijak, Hrr Kopi
Zaman berglobal,
Atribut dipakai, sebagai manusia berbaju
khayal
Manusia Angan
Ciputat, 13
Oktober 2014
0 comments:
Post a Comment