Loading...
Saturday, November 8, 2014

Sang Pahlawan


Sang Pahlawan

Jum’at Lalu (7/11), pemerintah memberi anugerah pahlawan pada salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama, almarhum KH Abdul Wahab Chasbullah. Penganugerahan gelar pahlawan nasional itu diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo kepada ahli waris.
                Tidak banyak orang mengenal sosok KH Abdul Wahab Chasbullah sebagai pahlawan Indonesia. Sosoknya tak sepopuler tokoh nasional lainnya, seperti Sukarno, Hatta, Syahrir dan sebagainya. Padahal dari sisi perjuangan, ketokohan ulama kelahiran Tambakberas-Jombang tahun 1888 ini, tidak kalah dibanding para pendiri bangsa Indonesia.
                Ia adalah seorang ulama sekaligus aktivis yang selalu tergerak untuk membantu rakyat sengsara dalam memperjuangkan kemerdekaan atas penjajahan kolonial. Pada masa pergerakan sebelum kemerdekaan Indonesia, beliau banyak menyebarkan semangat kebangsaan, khususnya di kalangan pesantren.
Pada tahun 1916, mendirikan pergerakan Nahdlatul Wathon (Kebangkitan Negeri), tahun 1918 mendirikan Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Saudagar). Kemudian bersama tokoh Islam lain, ia memprakarsai Kongres al-Islam (1923-1926) hingga ikut berperan mendirikan NU pada 1926. Semua itu bertujuan untuk membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia untuk melawan penjajahan yang kemudian mengantarkan bangsa pada gerbang kemerdekaan.
Dalam sejarah NU, KH Wahab Chasbullah mempunyai peran besar dalam mendirikan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), yang ditopang oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan kepahlawanan. GP Ansor lahir dalam suasana perpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Sebagaimana kita tahu, kisah Laskar Hizbullah, gerakan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) melegenda dalam sejarah kemerdekan bangsa Indonesia.
Mengenal Sejarah
Menurut (Lucey:1984) hukum pertama sejarah adalah sungguh-sungguh takut mengatakan dusta, untuk selanjutnya tidak takut mengatakan kebenaran. Sejalan dengan itu, orang bijak sering mengingatkan agar generasi sekarang ini tidak boleh melupakan  pengalaman masa lalu. Oleh karena itu, perjuangan para pahlawan kita selayaknya kita kenal dan kita jelaskan sebenar-benarnya, bukan dijadikan kepentingan politis ideologi guna mendistorsi sejarah tersebut.
Dengan dinobatkannya KH Wahab Chasbullah sebagai pahlawan, maka merupakan suatu kemajuan dalam memaparkan sejarah secara obyektif. Bayangkan, selama setengah abad lamanya sosok KH. Abdul Wahab Hasbullah baru mendapat penganugerahan sebagai pahlawan. Tidak luput kemungkinan masih banyak para pahlawan kita yang belum terjamah menjadi pahlawan. Padahal sejarah berguna sebagai upaya membangun memori kolektif, sehingga dituntut menuturkan peristiwa di masa lalu secara jujur, relatif seperti apa adanya.
Momentum Hari pahlawan ini adalah kebangkitan kita sebagai generasi baru mengenal sejarah pahlawan bangsa. Sudah seharusnya mahasiswa faham dan mempunyai wawasan terhadap sejarah (historical understanding and insight), terutama tentang sejarah perjuangan bangsa ini. Karna bangsa yang kurang memberi perhatian terhadap sejarahnya akan kehilangan kapasitasnya untuk memahami masa kininya serta merencanakan masa depannya. Karna sejarah adalah cermin untuk kita berkaca, memperbaiki kekurangan dan menjadikan bangsa lebih baik di masa depan.

0 comments:

Post a Comment

 
TOP