Loading...
Saturday, April 16, 2016

Komentar dan Apresiasi








“Saya bisa mengenal PMII lebih jauh melalui buku ini. Hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi di bawah naungan NU memberi hasil yang yang tidak sia-sia. Hal ini terbukti dari sejak awal berdirinya, 17 April 1960 sampai saat ini, 17 April 2016 PMII mampu berdiri kokoh di tengah dinamika perjalannya. Buku ini merupakan sumbangsih pemikiran mahasiswa NU yang akan menjadi bagian dari khazanah literatur tentang ke PMII-an. Semoga para pemuda-pemudi Nahdliyin bisa terus berkontribusi untuk bangsa dan negara.”

Syarifaeni Fahdiah., Ketua Umum Korps HMI-Wati Cabang Ciputat





“Buku yang sangat menarik untuk ditelaah para kader Muda PMII dan dimuraja’ah para senior PMII. Buku ini menggambarkan posisi strategis PMII saat ini dan di masa depan. Dengan bahasa yang membuat penasaran pembaca, penulis muda yang merupakan kader muda potensial PMII ini telah menawarkan gagasannya yang sangat brilian.”

Dr. Akhmad Saehudin, M.A., Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta





“Buku karya sahabat saya ini memperkuat keyakinan saya bahwa PMII tidak akan pernah putus berkontribusi terhadap bangsa dan negara di manapun dan kapanpun. Para aktivis PMII wajib percaya diri dan katakan “saya generasi bangsa !”.

Ahmad Ridwan Hutagalung., Ketua Majelis Pembina Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora.





Buku karya sahabat Ahmad Hifni ini menerangkan sejarah panjang PMII.  Ia juga menyalurkan pikiran dan gagasannya terkait bagaimana menjadi kader PMII dalam berdinamika di kampus dan merespon isu-isu kontemporer. Buku ini wajib dibaca khususnya bagi kader-kader PMII agar tidak buta sejarah, berintegritas, unggul dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Muhammad Huda Prayoga., Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat





“Membaca buku Menjadi Kader PMII, seperti menghadirkan lagi memori kolektif masa lalu yang menjadi ‘ruang’ diaspora setiap orang yang terkait dengannya. Bergelut dalam diaspora keilmuan dan budaya untuk memasuki ‘arena kontestasi’ yang sebenarnya, bukan untuk mencari yang menang dan kalah, tetapi meneguhkan kembali identitas sekaligus untuk selalu menjadi ‘anfa’uhum linnas’.”

Siti Amsariah HM, M.Ag., Alumni Aktivis Perempuan PMII dan Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta




“Bagi saya buku ini merupakan oase di tengah keringnya inisiatif pemuda, terutama aktivis untuk menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Sahabat Ahmad Hifni telah menggugah dan mengisi kekeringan ini dengan bentuk sebuah buku. Buku ini akan mengokohkan nama PMII dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia sekaligus bukti bahwa aktivis PMII masih siap dengan pergulatan pena. Selamat Harlah ke-56 PMII.”

Junaidi Denay., Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pelajar Merangin Jabodetabek




“Banyak alumni PMII yang menjadi intelektual muslim. Mereka mengabdi di pemerintahan, wiraswasta dan tenaga pendidik. Tapi kader muda yang menulis masih bisa dihitung jari. Sahabat Ahmad Hifni adalah kader terbaik PMII yang lahir dari PMII Komfaka yaitu komisariat tertua di Ciputat. Membaca buku ini mengingatkan saya pada sosok Mahbub muda.”

Muhammad Nur Azami., Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora





Buku saudara Ahmad Hifni, Menjadi Kader PMII, menjadi salah satu buku yang sangat menarik dan penting untuk dibaca oleh seluruh kader PMII agar setiap kader mempunyai pijakan pemikiran dan ideologi yang kuat. Saya berpandangan PMII masih sangat relevan kehadirannya dalam konteks keindonesiaan, bahkan global.

Zuhairi Misrawi., Intelektual Muda Nahdlatul Ulama




“Buku ini penting sebagai tambahan bagi tafsir-tafsir ideologi dan gerakan PMII. Dengan membacanya kita mendapat dua hal sekaligus. Pertama interpretasi ideologi-gerakan PMII. Kedua inspirasi agar aktifis harus menulis.”

Rafsanjani., Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ciputat


  

 
If you are not part of the solution, you are part of problem

“Menjadi Kader PMII adalah menjadi problem solver, bisa melepaskan dari masalah dan beban yang memasung, membelenggu fisik dan pikiran negara bangsa, sebagaimana misi mulia para Nabi sepanjang sejarah peradaban. Buku karya Sahabat Ahmad Hifni ini menjadi solusi, putera bangsa yang hebat berikhtiar dan beramal ilmiah. Ilmu dan baktinya diberikan, khidmatnya untuk rakyat dan ilahi. Buku ini layak menjadi pegangan seluruh kader PMII se-Indonesia, sebuah negeri yang dijarah gangster dan kapitalis hingga detik ini. Dalam pergerakan, akan engkau temukan berkah. Selamat Sahabat.”

Dinno Munfaizin Imamah., Intelektual Muda NU & Penulis Buku Siasat NU Era Penjajahan Jepang

0 comments:

Post a Comment

 
TOP